Kamis, 24 November 2022

 

Cerpen: Pengertian, Ciri-ciri, Unsur, Struktur dan Kaidah Kebahasaannya

Kholida Qothrunnada - detikEdu
Rabu, 15 Des 2021 14:45 WIB
Ilustrasi menulis
Foto: StockSnap/Luis Llerena/Ilustrasi Menulis Cerpen
Jakarta - 

Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa naratif yang ceritanya relatif singkat. Dikatakan singkat, karena pada dasarnya cerpen hanya memiliki satu fokus permasalahan atau konflik.


Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, cerpen juga disebut sebagai karangan fiksi atau non-ilmiah, di mana pembuatan ceritanya imajinatif yang tidak didasarkan kenyataan.


Rangkaian karangan cerita dalam cerpen kebanyakan mengangkat kisah kehidupan manusia dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.


Jika dibandingkan dengan novel, cerpen memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat. Perbedaan cerpen dan novel terlihat dari isi karangan ceritanya.


Cerpen ceritanya tidak sampai menimbulkan perubahan nasib, kerana di dalamnya tidak mencerminkan semua kisah tokohnya, yang dikisahkan hanyalah intinya saja mulai dari konflik hingga sampai tahap penyelesaiannya.


Sedangkan novel justru sebaliknya, novel merupakan karangan prosa panjang yang disajikan secara mendetail.


A. Ciri-ciri Cerpen


Dikutip dari modul Bahasa Indonesia oleh Sumiati, M,Pd., menuliskan ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut:


- Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata

- Bersifat fiksi (ceritanya hanya rekayasa)

- Berfokus pada satu konflik saja atau kesan tunggal

- Isi ceritanya kebanyakan menggambarkan kehidupan sehari-hari

- Pemilihan katanya sederhana, agar mampu memudahkan para pembaca untuk memahaminya

- Menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.

- Membacanya relatif singkat, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama.

- Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam, sehingga mampu membuat pembaca akan ikut merasakan kesan dari cerita.


B. Unsur-unsur Cerpen


Cerpen juga memiliki unsur-unsur pembangun yang terbagi menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik.


Unsur-unsur pembangun cerpen, yaitu:


1. Unsur Intrinsik

- Tema: pokok cerita dalam cerpen yang akan membentuk alur. Namun, tema dalam cerpen jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya.


- Penokohan: cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tiap tokoh dalam cerita.


- Alur: pola pengembangan cerita yang menggambarkan hubungan sebab akibat sifatnya kronologis.


- Latar: meliputi tempat, waktu, dan suasana yang digunakan dalam cerita.


- Gaya bahasa: digunakan untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif dan merumuskan dialog antara sesama tokoh.


- Sudut pandang: strategi penulis untuk menyampaikan cerita.


- Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.


2. Unsur Ekstrinsik

- Latar belakang masyarakat: meliputi ideologi, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.


- Latar belakang penulis: meliputi riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.


- Nilai yang terkandung dalam cerpen: meliputi nilai agama, nilai sosial, nilai moral, dan lain-lain.


C. Struktur Cerpen


Struktur teks cerita pendek merupakan rangkaian cerita yang membentuk cerpen itu sendiri. Struktur pada cerpen adalah unsur yang berupa alur yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat secara kronologis.


Struktur cerpen terbagi ke dalam bagian-bagian, yaitu:


1. Pengenalan Situasi (Exposition & Orientation)

Pada bagian awal ini, pengarang akan memperkenalkan para tokoh, dan hubungan antartokoh yang disusun berdasarkan adegannya.


2. Pengungkapan Suatu Peristiwa (Complication)

Pemunculan peristiwa awal yang disajikan akan menimbulkan berbagai masalah, pertentangan bagi para tokohnya.


3. Menuju Konflik (Rising Action)

Setelah suatu peristiwa atau kejadian muncul, kemudian akan terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan dari berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kehebohan tokoh.


4. Puncak Konflik (Turning Point)

Puncak konflik atau klimaks adalah puncak dari suatu permasalahan dalam cerita. Bagian ini akan cerita semakin mendebarkan. Pada bagian juga, akan ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia bisa berhasil menyelesaikan masalahnya atau tidak.


5. Penyelesaian (Ending)

Tahap penyelesaian atau coda merupakan bagian akhir cerita. Bagian ini akan berisi penjelasan tentang sikap maupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami klimaks. Selain itu, akhir cerita cerpen yang dibiarkan menggantung dengan tanpa adanya penyelesaian. Artinya, akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembacanya.


D. Kaidah Kebahasaan Cerpen


Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen antara lain:


1. Kalimatnya banyak yang bermakna lampau. Hal itu ditandai dengan kata-kata seperti: saat, telah terjadi, ketika itu, beberapa tahun yang lalu.


2. Banyak menggunakan kata penghubung yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: mula-mula, sebelumnya, kemudian, sejak saat, setelah itu.


3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh: mengobati, menghindar, menangis, menyuruh, melompat, menghindar.


4. Menunjukkan kalimat tak langsung untuk menceritakan perkataan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: menceritakan tentang, menuturkan, mengungkapkan, mengatakan bahwa, menyatakan.


5. Pikiran dan perasaan tokoh banyak digambarkan dengan menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu. Contoh: berharap, mengalami, merasakan, menginginkan.


6. Menggunakan banyak dialog, yang ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...."), maupun kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung. Contoh: "Habis kemana saja kamu?" tanya Rini pada Andi.


7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language), sebagai penggambaran tokoh, latar atau suasana. Contoh: Pada sore hari, Bapak tua itu terlihat sedang meminum segelas teh hangatnya sambil menikmati hujan dalam sebuah gubuk di tengah sawah.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Senang belajar online - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -