Table of Content
Organ reproduksi wanita dikelompokkan menjadi bagian dalam dan luar. Masing-masingnya memiliki fungsi penting yang akan mendukung proses reproduksi, mulai dari menstruasi hingga kehamilan. Organ reproduksi wanita adalah tempat terjadinya pembuahan sekaligus bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai kehamilan. Ketika kehamilan tidak terjadi, maka sel telur yang sudah diproduksi akan keluar sebagai darah menstruasi.
Organ reproduksi wanita bagian luar
Ada dua fungsi utama dari alat reproduksi wanita bagian luar, yaitu untuk memudahkan sperma masuk ke dalam organ reproduksi bagian dalam, serta melindunginya dari organisme penyebab infeksi.
Organ-organ reproduksi wanita bagian luar, dikelompokkan menjadi satu dalam area yang disebut sebagai vulva. Berikut ini organ yang termasuk dalam sistem reproduksi wanita bagian luar.
1. Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak yang mengelilingi tulang pubis. Jaringan ini mengandung kelenjar untuk mengeluarkan minyak dengan feromon, yang meningkatkan daya tarik seksual.
2. Labia mayor
Labia mayor merupakan pintu gerbang yang melindungi organ reproduksi wanita bagian luar lainnya. Sesuai namanya, organ ini berukuran besar. Pada labia mayor, terdapat kelenjar keringat dan sebaceous, yang memproduksi cairan lubrikasi.
Saat seorang perempuan memasuki masa pubertas, labia mayor akan mulai ditumbuhi oleh rambut kemaluan.
3. Labia minor
Labia minor terletak di sebelah dalam labia mayor, dan mengelilingi pembukaan vagina serta uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih, ke luar tubuh).
Bentuk dan ukuran organ reproduksi wanita ini dapat berbeda pada tiap individu. Permukaannya pun sangat rapuh dan sensitif, sehingga membuatnya mudah mengalami iritasi dan pembengkakan.
4. Klitoris
Labia minor sisi kiri dan kanan, bertemu di tengah atas, yaitu pada klitoris. Klitoris adalah benjolan kecil yang sangat sensitif terhadap rangsangan karena memiliki ratusan ribu ujung saraf. Bagian ini adalah yang paling sensitif pada organ reproduksi wanita, bahkan di seluruh tubuh wanita.
Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang dinamakan prepuce. Seperti halnya penis, klitoris juga dapat mengalami ereksi ketika dirangsang. Klitoris berperan penting dalam proses berhubungan seksual karena akan membantu meningkatkan gairan dan memudahkan wanita mencapai orgasme.
5. Vestibular bulbs
Vestibular bulbs adalah dua bagian panjang pada pembukaan vagina, yang berisi jaringan erektil. Saat seorang wanita merasa terangsang, bagian ini akan terisi banyak darah, dan membesar.
Setelah wanita mengalami orgasme, darah di dalam jaringan tersebut akan kembali mengalir ke tubuh.
6. Kelenjar bartolin
Organ reproduksi wanita bagian luar yang terakhir adalah Kelenjar bartolin. Kelenjar ini memiliki ukuran kecil, berbentuk seperti kacang yang berada di pembukaan vagina. Fungsi organ ini adalah untuk mengeluarkan lendir dan melumasi vagina, saat melakukan hubungan seksual.
Baca Juga: Mengenal Fungsi Endometrium pada Wanita
Organ reproduksi wanita bagian dalam
Lebih dalam dari vulva, terdapat organ reproduksi wanita bagian dalam. Berikut ini adalah bagian-bagian yang termasuk di dalamnya.
1. Vagina
Vagina adalah suatu area dengan bentuk seperti saluran, yang lentur dan berotot. Vagina terletak di antara uretra dan rektum (anus), dengan panjang sekitar 7,5-10 cm.
Bagian atas vagina terhubung dengan serviks. Sementara itu, bagian bawahnya terbuka ke arah luar.
Saat seorang perempuan melakukan hubungan seksual, vagina akan merenggang, melebar, dan dipenuhi oleh aliran darah, sebagai persiapan dari penetrasi. Vagina juga merupakan saluran tempat keluarnya lendir seviks dan darah menstruasi.
Saat proses persalinan, bayi akan keluar dari uterus menuju ke saluran vagina.
2. Serviks
Serviks atau leher rahim adalah organ reproduksi wantia yang terletak di bagian bawah dari rahim dan berperan menghubungkan rahim dengan vagina. Serviks berbentuk seperti tabung yang berfungsi untuk melindungi rahim dari infeksi dan sebagai jalan masuk sperma saat berhubungan seksual.
3. Uterus
Uterus atau rahim adalah suatu ruang kosong yang berbentuk seperti buah pir dan berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin. Uterus terletak di antara kandung kemih dan rektum.
Uterus terdiri dari otot-otot dan lapisan yang disebut endometrium yang akan menebal di setiap siklus menstruasi untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan kehamilan.
Ketika proses persalinan, otot rahim akan mengencang dan menjadi pendorong pertama yang akan membantu janin bergerak mengarah ke serviks hingga pada akhirnya bisa keluar dari vagina.
4. Tuba falopi
Tuba falopi atau saluran tuba berbentuk seperti pembuluh kecil yang menempel pada bagian atas rahim. Organ ini berfungsi sebagai jalan yang dilalui oleh sel telur, untuk berpindah dari ovarium ke rahim.
Tuba falopi juga merupakan tempat terjadinya pembuahan. Setelah pembuahan terjadi, sel telur yang telah dibuahi, kemudian bergerak menuju rahim, untuk ditanamkan di dinding rahim.
5. Ovarium
Ovarium atau indung telur adalah jaringan kecil berbentuk oval yang berada di rahim. Ovarium berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon perempuan, yang kemudian akan dilepaskan ke aliran darah.
Saat lahir, dua ovarium yang ada di tubuh memiliki sekitar 700.000 oosit atau telur yang belum matang. Lalu saat masuk usia pubertas, sel-sel telur ini kemudian akan memulai proses pematangan dan kurang lebih setiap satu bulan sekali akan mengeluarkan sel-sel telur yang sudah matang ke rahim.
Proses ini yang disebut sebagai ovulasi dan yang akan memungkinkan terjadinya kehamilan.
Baca Juga: Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita yang Perlu Diwaspadai
Fungsi organ reproduksi wanita
Berikut ini beberapa fungsi organ reproduksi wanita yang perlu diketahui:
1. Memproduksi dan melepaskan sel telur
Fungsi utama dari organ reproduksi wanita adalah memproduksi sel telur yang lalu dipersiapkan untuk proses pembuahan oleh sperma. Selain itu, organ-organ ini juga berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin.
Agar fungsinya bisa berjalan dengan baik, sistem reproduksi wanita memiliki struktur tersendiri untuk mempertemukan sperma dan sel telur.
2. Mengatur menstruasi
Sistem reproduksi wanita memproduksi sendiri hormon yang dibutuhkan untuk mengontrol siklus menstruasi bulanan. Hormon ini lah yang kemudian akan memicu perkembangan sel telur serta pelepasannya setiap bulan. Proses ini disebut juga dengan ovulasi.
Jika salah satu sel telur ada berhasil dibuahi oleh sperma, maka akan terjadi kehamilan. Sementara, jika pembuahan tidak terjadi, maka sel telur akan meluruh ke luar dari rahim sebagai darah menstruasi.
3. Menyiapkan kehamilan
Hormon-hormon yang berperan dalam menstruasi juga berperan mempersiapkan rahim agar bayi dapat berkembang dengan baik di dalamnya. Tak hanya itu, organ reproduksi wanita juga akan berhenti memproduksi sel telur baru dan berovulasi selama kehamilan.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Sistem Reproduksi Wanita
Cara kerja sistem reproduksi wanita
Secara umum, cara kerja sistem reproduksi wanita bisa dilihat dari siklus menstruasi yang terjadi. Aktivitas sistem reproduksi wanita dikontrol oleh hormon yang dilepaskan oleh otak maupun ovarium. Kombinasi dari hormon-hormon ini lah yang kemudian akan memulai siklus reproduksi pada wanita.
Lamanya siklus reproduksi atau siklus menstruasi seorang wanita umumnya adalah 24-35 hari. Dalam jangka waktu tersebut, sel telur akan dibentuk dan dimatangkan. Di waktu yang bersamaan, dinding rahim akan bersiap untuk menerima sel telur yang dibuahi.
Jika pembuahan ternyata tidak terjadi selama siklus ini, maka dinding rahim yang disiapkan untuk kehamilan tersebut akan luruh dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses inilah yang dinamakan menstruasi.
Darah menstruasi adalah hasil luruhan dinding rahim, yang tidak menerima sel telur yang sudah dibuahi. Hari pertama menstruasi adalah hari pertama dari siklus reproduksi kembali dimulai.